BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat modern adalah masyarakat konsumtif. Masyarakat yg terus menerus berkonsumsi. Namun konsumsi yg dilakukan bukan lagi hanya sekedar kegiatan yg berasal dari produksi. Konsumsi tidak lagi sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan fungsional manusia. Konsumsi telah menjadi budaya, budaya konsumsi. Sistem masyarakat pun telah berubah, dan yg ada kini adalah masyarakat konsumen, yg mana kebijakan dan aturan-aturan sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebijakan pasar.
Fenomena yg terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat konsumen, juga sangat diwarnai dengan kegempitaan kegiatan konsumsi. Bagi masyarakat konsumen, saat ini hampir tidak ada ruang dan waktu tersisa untuk menghindari diri dari serbuan berbagai informasi yg berurusan dengan kegiatan konsumsi. Di rumah, di kantor atau di kampus. Fenomena masyarakat konsumsi tersebut, yg telah melanda sebagian besar wilayah di Aceh khususnya di Kabupaten Aceh Barat, saat ini juga sudah terjadi pada masyarakat di daerah-daerah lain. fenomena yg menonjol dalam masyarakat Kabupaten Aceh Barat saat ini, yg menyertai kemajuan ekonomi adalah berkembangnya budaya konsumsi yg ditandai dengan berkembangnya selera masyarakat dalam mengkonsumsi. Berbagai selera yg terlahir dari kegiatan konsumsi semakin beragam pada masyarakat Kabupaten Aceh Barat, terutama Simpang Tiga. Salah satu pola konsumsi makanan atau pangan, yaitu konsumsi masyarakat terhadap makanan pokok mengalami perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini sangat menguras pikiran para pengusaha bahan pokok untuk kebutuhan makanan pokoknya yaitu beras. Beras merupakan barang pokok yg tiap hari dibutuhkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perihal yg paling berpengaruh terhadap barang pokok beras adalah pemilik usaha warung, rumah tangga dan lain sebagainya, dimana beras merupakan salah kebutuhan pokok sebagai penygga kehidupan masyarakat. Pada saat ini masyarakat di Kabupaten Aceh Barat telah memiliki persepsi berbeda dalam meilih beras untuk di konsumsi di karenakan kehadiran berbagai jenis beras dari luar daerah. Namun hal itu tak menyudutkan para pengusaha-pengusaha beras lokal seprti pabrik padi Tiro, Tangse, Keumala, Busu dan sebagainya. Persaingan beras lokal dengan beras luar daerah dan dimenangkan oleh para pengusaha beras lokal seperti beras cap bunga matahari, beras Ramos Tangse, beras Tangse Indah dan lain-lainnya. Hal ini disebabkan beras lokal mempunyai cita rasa dan kualitas produknya lebih unggul dari beras luar daerah.
Masyarakat Kabupaten Aceh Barat merupakan ciri mayarakat yg sangat peduli terhadap apa yg akan dikonsumsinya. Masyarakat Kabupaten Aceh Barat cukup riskan dalam menanggapi setiap masalahnya, terlebih lagi masyarakat terkenal dengan usaha dagangnya dari sektor usaha warung makan. Beras merupakan salah satu faktor keberhasilan usaha warungnya, dimana masyarakat Kabupaten Aceh Barat khususnya telah mengenal usaha-usaha warung yg diminati masyarakat pada umumnya dikarenakan masakannya enak. Itu semua disebabkan oleh faktor beras nomor satu di Kabupaten Aceh Barat yg beras ramos. Ramos merupakan nama yg terkenal di kalangan masyarakat dari kalangan masyarakat dewasa hingga yg tua. Maka dari itu, perlu kajian khusus terhadap apa yg menjadi pusat perhatian masyarakat dalam mengkonsumsi beras.
Berkembangnya pengetahuan masyarakat perihal mengkonsumsi beras, satu sisi bisa menjadi pertanda positif meningkatnya perkembangan usaha beras lokal Yg mana peningkatan selera konsumsi masyarakat dipandang sebagai efek dari naiknya penghasilan dan taraf perkembangan usaha beras lokal. Namun disisi lain, fenomena tersebut juga bisa dikatakan sebagai pertanda kemunduran rasionalitas masyarakat dalam mengkonsumsi beras, yg mana konsumsi beras lokal atau beras beras ramos dianggap sebagai pertimbangan akhir masyarakat. Konsumsi beras lokal atau ramos menjadi orientasi hidup bagi sebagian masyarakat Simpang Tiga, sehingga setiap aktifitas yg dilakukannya didasari karena kebutuhan selera konsumsi. Oleh karena itu, banyak pihak yg menyalahkan rasionalitas konsumsi beras sebagai faktor yg menyebabkan hilangnya kritisme masyarakat terhadap berbagai hal yg vital bagi kehidupan, kebijakan pemerintah maupun fenomena hidup lainnya. Banyak hal yg bisa dibahas mengenai konsumsi. Meskipun demikian, ada beberapa fakta yg tetap tak terbantahkan, yaitu bahwa: Pertama, kita selalu terikat dengan selera konsumsi. Kedua, secara fisik kita hanya bisa bertahan melalui konsumsi beras lokal. Meskipun memang konsumsi beras lokal adalah sebagai perwujudan kebutuhan hidup kita yg tak terelakkan, namun ada beberapa perkembangan luar biasa yg harus kita waspadai berkenaan dengan perwujudan tersebut. Terutama tentang terbentuknya suatu bentuk kehidupan sosial baru yg menjadikan konsumsi beras lokal sebagai pusatnya, sehingga dikemudian hari justru muncul banyak masalah yg semakin nyata dan meresahkan bagi kita semua apabila kehabisan stok beras lokal. Perkembangan yg luar biasa ini menekankan pembedaan antara kebutuhan-kebutuhan untuk bertahan hidup bagi masyarakat dan perkembangan suatu ideologi yg berdasar pada konsumerisme. Dengan kita menelisik permasalahan yg ada, tentu kita dapat menarik berbagai kesimpulan. Dengan kebutuhan masyarakat akan selera atau kebutuhan mengkonsumsi beras lokal atau ramos, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal daerah sendiri dan menjadikan suatu lapangan kerja bagi putra-putri lokal disebakan semakin berkembangnya usaha beras lokal.
Beras Ramos merupakan beras yg diproduksi oleh masyarakat lokal Aceh, khususnya masyarakat yg berdomisili di Kecamatan Tangse, beras Ramos sudah sangat terkenal di Aceh bahkan ke luar Aceh seperti Medan dan lain sebagainya. Beras Ramos merupakan beras yg mempunyai cita rasa yg sangat enak dan mempunyai kualitas nomor satu di Aceh. Beras Ramos ini telah diminati oleh masyarakat pada umumnya, hal ini terbukti beras ini menjadi pilihan nomor satu untuk rumah-rumah makan yg ada di Aceh.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, timbul beberapa praduga terkait dengan pola konsumsi masyarakat terhadap beras lokal atau beras ramos dan hal itu terjadi oleh beberapa faktor seperti cita rasa dan kualitas produk. Berlandaskan masalah ini penulis tertarik meneliti tentang “Analisis Pengaruh Cita Rasa dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Mengkonsumsi Beras Ramos” (Studi Pada Masyarakat Kabupaten Aceh Barat).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yg ada, maka penulis dapat merumuskan permasalahnya sebagai berikut:
- Apakah cita rasa dan kualitas produk mempengaruhi keputusan mengkonsumsi beras ramos pada masyarakat Kabupaten Aceh Barat?
- Manakah dari kedua variabel diteliti yg dominan mempengaruhi keputusan mengkonsumsi beras ramos pada masyarakat Kabupaten Aceh Barat?
Ada beberapa tujuan yg ingin dicapai penulis dalam penelitian ini. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui pengaruh cita rasa dan kualitas produk terhadap keputusan mengkonsumsi beras ramos pada masyarakat Kabupaten Aceh Barat.
- Untuk mengetahui variabel yg paling dominan mempengaruhi keputusan mengkonsumsi beras ramos pada masyarakat Kabupaten Aceh Barat.
- Manfaat Teoritis: Sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya tentang pengaruh citra rasa dan kualitas produk dan bahan kajian untuk mahasiswa-mahasiswa dalam memeprsiapkan diri dalam mengeluti wirausaha
- Manfaat Praktis: Sebagai pedoman bagi wirausaha lokal dalam bersaing dengan dengan usaha-usaha luar daerah tentang pemasaran beras dan mengetahui setiap prilaku konsumen dalam mengkonsumsi beras.