Jadi Jutawan Cuma Modal Nulis

Responsive Ad Slot

Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli

Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli

Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen yaitu suatu tindakan yang tunjukkan oleh konsumen dalam hal mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku ditunjukkan, yakni bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan/ menukarkan dengan barang atau jasa yang diinginkannya. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Untuk itu pemasar wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan (Sumarwan, 2008: 32).

Para pemasar membutuhkan informasi yang andal mengenai para konsumennya dan keterampilan khusus untuk menganalisis dan mengiterprestasikan informasi tersebut. Kebutuhan ini berkontribusi pada pengembangan perilaku konsumen.

Menurut Engel (2007:3) berpendapat bahwa : ”Perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan meng habiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini.”

Sedangkan menurut Sumarwan (2008:34): “Perilaku konsumen yaitu semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.”

Berdasarkan kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen yaitu:
  1. Perilaku konsumen yaitu dinamis, menekankan bahwa seorang konsumen, kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa satu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu, dan di pasar serta industri yang sama.
  2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi, menekankan bahwa untuk mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus memahami yang dipikirkan (perilaku) oleh konsumen. Selain itu, kita juga harus memahami apa dan dimana peristiwa (kejadian sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen.
  3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga berkaitan dengan pertukaran.
Ada tiga pandangan yang berbeda dalam pendekatan perilaku konsumen sebagai disiplin ilmu, menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005:12) yaitu:
  1. Pandangan Biologic: Titik tolak pandangan ini yaitu fakta-fakta biologis yang dianggap amat   penting dalam menentukan siapa seorang individu dan apa yang dia lakukan. Segala sesuatu yang dipikirkan dan dirasakan, yang kemudian ditunjukkan dalam bentuk perilaku tertentu, dikendalikan oleh kegiatan elektrik dan kimiawi yang ada di dalam otak dan bagian lain dari tubuh manusia. Jadi, “tubuh yang mengendalikan pikiran dan perasaan manusia” dan bukan sebaliknya.
  2. Pandangan Intra Psychis: Menurut pandangan ini, faktor-faktor biologis tidak dapat menjelaskan kesalahan perilaku seseorang yang di kendalikan oleh psyche. Para pendukung pandangan ini berusaha menjelaskan dengan pemahaman tentang apa yang terjadi “inside the individuals mind” daripada semata-mata memahami bagaimana otak seseorang berfungsi. Jadi, mereka lebih berminat terhadap proses mental dari pada proses biologis, sehingga dapat dikatakan menurut mereka “the mind dominates most bodily activities”, atau pikiran mendominasi apa yang dilakukan oleh tubuh manusia.
  3. Pandangan Socio-Behavioral: Inti dari pandangan ini yaitu bahwa tindakan atau emosi seseorang dapat dipahami melalui pengetahuan tentang apa yang telah dipelajari dari lingkungan sosialnya.”. Oleh karena itu, pendekatan yang paling tepat digunakan yaitu pendekatan holistik, yang artinya bahwa persepsi tentang manusia haruslah dibentuk dengan menggunakan ketiga pandangan tersebut secara simultan.
Ada tiga variabel dalam mempelajari perilaku konsumen, Mangkunegara (2006:4) yaitu:
  1. Variabel Stimulus: Variabel stimulus yaitu variabel yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya: merek dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang, dan ruangan toko.
  2. Variabel Respons: Variabel respons yaitu hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan membeli barang, pemberi penilaian terhadap barang, perubahan sikap terhadap suatu produk.
  3. Variabel Intervening: Variabel intervening yaitu variabel antara stimulus dan respons. Variabel ini yaitu faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. Peranan variabel intervening yaitu untuk memodifikasi respons.
Menurut Engel (2007::67) bahwa”Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang, karena berbagai alasan, berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku itu, termasuk mereka yang kepentingan utamanya yaitu pemasaran, pendidikan dan perlindungan konsumen, serta kebijakan publik.”
  1. Pemasaran: Pemasaran yaitu proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran invidual dan organisasional. Elemen kunci dalam definisi ini yaitu pertukaran antara pelanggan dan penyuplai. Masing-masing pihak memberikan sesuatu yang bernilai kepada pihak lain dengan tujuan memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Dalam konteks pembelian yang normal, uang ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan.
  2. Pendidikan dan Perlindungan Konsumen: Pihak lain pun ingin membentuk dan mempengaruhi perilaku konsumen, tetapi melakukannya dalam upaya membantu konsumen membeli secara bijaksana. Melalui pendidikan, konsumen dapat diajarkan bagaimana mendeteksi adanya penipuan dan penyalahgunaan lain serta dibuat sadar akan obat yang ada dan peluang untuk memperbaiki. Begitu pula siapa saja dapat mengambil manfaat dari wawasan yang lebih luas ke dalam strategi penghematan uang. Program pendidikan juga harus didasarkan pada penelitian terhadap motivasi dan perilaku bila program tersebut diharapkan relevan dengan dunia riil kehidupan konsumen. Tidak mengherankan, ekonom konsumen dan ekonom rumah tangga kini mendapat tempat di antara mahasiswa perilaku knsumen yang paling serius.
  3. Kebijakan Publik: Pendidikan saja tidak akan menjamin kesejahteraan konsumen. Dasar dari ekonomi usaha bebas (free-enterprise economy) yaitu hak konsumen mana pun untuk membuat pilihan yang terinformasi dan tidak terbatas dari suatu susunan alternatif. Bila hak ini dikurangi karena penyalahgunaan bisnis konsensus masyarakat menegaskan bahwa pemerintah wajib mempengaruhi pilihan konsumen melalui pembatasan dalam kekuatan monopoli dan melalui pengekangan kecurangan dalam praktek dagang lain yang tidak jujur.